“MAWAR TAK BERDURI”
Hikz...Hikz...Hikz.....
Suara tangisku semakin menjadi-jadi dipojok kamar ungu ini.Meratap sendu lembaran kertas bersemburat senja dikedua tangan yang sedang kupegang sekarang.Meresapi dalam-dalam makna sebuah persahabatan,makna sebuah cinta,makna sebuah pemberian,dan hakikat akan sebuah fatamorgana.
Tahukah kau kawan.....
Sejak kepergianmu sepuluh bulan yang lalu,belum mampu mengobati rasa sesal yang menumpuk dirongga dadaku saat ini.Aku menyesal kawan,sungguh sangat menyesal,aku tak tahu apa kau telah memaafkannya.Aku tak mengerti diriku sendiri,ini ulah hausnya hawa nafsu yang menggerogoti jiwaku.
Teng....teng..teng,tepat pukul 24.00 WIB.
Dentang waktu mengalir berirama seakan-akan tengah merasakan gulana yang menimpa karang lapuk kalbuku.Melodi yang menemani sepinya kesendirian,hampanya kekosongan.
*********
Hari ini 4 Februari......
Kembali kubawakan kembang cinta diatas pusaramu.
Kupanjatkan doa,berharap kau dapat mendengar jeritan batinku diharimu jadimu saat ini.
Kawan.....
Kau masih ingat saat kumasukkan cacing,makhluk yang kau tak suka,bayangkan kawan,bayangkan,kumasukkan dalam makananmu,dalam mie mu,aku tak bisa menahan tawa itu,tawa diatas penderitaanmu.
Huuu.....
Itu juga salahmu kawan,kau yang memulainya,kau yang telah membuatku cemburu buta ,kau rebut Alif dari ku. Aku tahu kau tak mungkin melakukannya, tapi...ah aku sudar terlanjur benci padamu. Apalagi teman-teman segenk ku Lulu,Uti,dan Muti yang selalu memenas-manasiku.
LUMUT...
Yah begitulah teman-teman satu kelas memanggil kami.Sapaan yang sangat beken di sekolahan,panggilan yang membuat kami sangat banga karena telah meilikinya.Lulu,Uti ,Muti dan aku Tia,gadis manis ”Lucu dan Imut” sesuai dengan nama genk ku.Empat kembang sekolahan,pujaan semua lelaki,impian semua wanita.
Tapi...sial!!!
Kau menghancurkan segalanya.Ingatkah kau kawan,setelah kedatanganmu ketika kenaikan kelas 2 waktu itu seakan-akan menyihir seluruh alam.Kau tampak anggun dengan balutan jilbab panjang ditubuhmu ,parasmu yang cantik penuh sahaja membuatku semakin iri.
Kau sungguh sangat amat merasa nyaman dengan balutan kain norak itu,sedangkan aku,wanita yang na’udzubillah selalu memamerkan auratnya dihadapan mata-mata nakal serigala.Berkhalwat dengan para hidung belang,bercengkerama dengan pemuja hawa nafsu.Oh...begitu hinanya aku saat itu!!!
Kawan,masih kurekam jelas ketika ku tarik jilbabmu di kantin waktu itu.Wajahmu yang putih berubah menjadi merah padam. Ku hanya bisa tertawa menyaksikan keluguanmu.
Kau sampai tak masuk sekolah 3 hari karena malu. Oh Tuhan ,apa yang sudah aku perbuat ???
********
Aku masih ingat pula ketika kau menasehatiku,eh bukan pesetujuan yang kuberikan,akan tetapi...
”Eh wanita sok alim,sok suci,kamu nggak kapok-kapoknya juga yah,sudah berapa kali kubilang jauhi Alif !!”Ingatkah kau kawan bentakan itu.
”Hei.. justru kamu yang harus menjauhiku. Apa urusanmu mengatur-ngatur Mawar??Aku tak pernah punya hubungan dengan mu,jadi aku bisa bergaul dengan siapa saja yang kukehendaki. Camkan itu !!!” Betapa sakitnya hatiku ketika Alif yang ku kenal diam berkata seperti itu padaku,dan sekali lagi itu karena kau.
Lelaki impianku seakan-akan raksasa yang siap menerkam tubuhku.Pria idaman dan kebangganku malah balik tak menyukaiku.Tapi bukan Tia kalau harus berpangku tangan atas penghinaan ini.Akhirnya kubalas rasa sakitku padamu.Ku tampar wajah mulusmu itu dengan seluruh tenagaku ketika hendak pulang sekolah waktu itu.Hahaha kau begitu lugu kawan,keluguanmu itulah yang menyakitkanku.
Ih kamu seperti tak menghargaiku,aku membutuhkan perlawanan darimu,buka nasehat.Inilah penggalan tauziah mu yang penuh sahaja dan lembut itu.
”Terima kasih Tia,kenapa tak kau tambah lagi?? Apa sudah cukup??” Jawabanmu itu semakin membuatku naik pitam.
Syukur Alif datang melerai, kalau tidak,mungkin...mungkin aku sudah membunuhmu. Astagfirullah !!!
Tahukah kau kawan mungilku,hatiku semakin pilu ketika kau dipilih menjadi murid teladan tahun itu, menjadi ketua Osis dan...ah masih banyak lagi kemampuan yang kau miliki.Kau anak orang kaya ,tapi kau berdandan sangat sederhana.Oh Mawar...betapa mulianya hatimu !!
********
Waktu itu aku bersyukur dapat merebut juara kelas yang kau raih.Lalu semua teman yang kau miliki, kusebarkan foto mesummu bersama Alif, padahal itu tak pernah terjadi. Dalam waktu singkat ,guru-guru membencimu hingga kau di skorsing dan diusir dari rumahmu sendiri.Hahah,aku sangat puas kawan.
Betapa bahagianya aku menikmati ketiadaanmu saat itu.
”Ingat Tia,Allah akan membalas perbuatanmu.Ingat itu!!” Ancaman dari bibir mungil Sekar, anak pembantu dirumahmu semakin membuatku geram,kenapa orang-orang masih peduli padamu,seharusnya mereka semua wajib untuk menjauhimu.Tapi aku tak peduli kawan,ancaman itu tak berlaku bagiku.
Ah…brengsek!!
Kukira kau sudah tak sekolah lagi.ternyata kau malah asyik-asyiknya menjadi ketua rohis disekolah adikku, Johan. Sekarang pun Alif ikut-ikutan hijrah sekolah,tapi aku bersyukur dia tak satu sekolah denganmu.
********
Untuk musuh Allah
Assalamu alaikum…
Tia…aku tak menyangka kau tega berbuat itu pada saudara seimanmu. Dan lebih memilih bergaul bersama orang-orang Nasrani itu.Aku berharap hidayah menghampirimu. Amiiiinnnnn....
Wassalam...
Alif
Surat terakhir yang diberikan Alif padaku seakan-akan mengguncangkan hati ini,layaknya gunung merapi yang hendak memuntahkan isi perutnya.Kududuk termenung, kuresapi dalam-dalam makna ucapan Alif.Astagfirullah..seketika ku menangis tersedu.Namun air mata ini berhenti sejenak, dari lantai bawah rumah kudengar suara gaduh ,tapi ini bukan seperti biasa. Papa dan mama berantem itu hal yang sudah muak ku lihat.
Ya allah..
Kegaduhan itu,yah..kegaduhan dimana papa ditangkap polisi karena dugaan KORUPSI.Kau pasti akan berkata ”kasihan dirimu Tia”.Asal kau tahu ini salah satu yang membuatku menjadi kejam dan keji bak harimau betina.
Kuceritakan sedikit kawan,memang aku masih bisa menahan semua gundah ini waktu itu.Gundah akibat orang tua yang sibuk dengan pekerjaannya,hingga mendengar kami bercerita pun tak sempat.Aku masih bisa bertahan,kucoba terus untuk tersenyum. Tapi...kerasnya kota metropolitan yang ku tinggali sekarang seakan-akan turut mencemoohku dan menendangku ke lembah hitam.Lalu kenakalanku itu semakin menjadi-jadi ketika kekayaan papa semakin memuncak. Aku sudah tak kenal Tuhan lagi.Astagfirullah !!
Hura-hura,foya-foya,mabuk-mabukan dan pulang malam senantiasa mengiringi hidupku.Aku merasa damai dengan kegiatan maksiat yang kulakukan.Tapi aku masih bersyukur belum menyentuh SEKS dan NARKOBA.Alhamdulillah...
********
Disisi lain aku bersyukur pula,Johan adikku satu-satunya tak mengikuti jejakku. Dia masih mengenal Allah dan selalu mendoakan ku.
”Ya Allah...berikanlah hidayah kepada papa,mama dan mba Tia ya Robb!!”.Tak sengaja ku dengar Johan berkata berkata seperti itu dalam do’anya seusai shalat isya.Hatiku sebenarnya terketuk waktu itu,namun iblis lebih berperan aktif bagi imanku.
Kawan tahukah kau,setelah Johan mengenalmu,dia semakin mantap dengan keislamannya.Sedangkan aku,mama dan papa??
Oh... begitu kelamnya hidup ini!!
Baiklah,dengarkan kembali rintihan hati ini.
Setelah penangkapan malam itu,teman-teman menjauhi ku,semua harta kekayaan milik papa disita polisi.Mungkin inikah karma??
Hidupku semakin rapuh ,apalagi kehidupan ku sekarang benar-benar memilukan.Boro-boro sekolah ,makan pun kami harus bekerja seharian memungut sampah.
Tapi keajaiban datang..
Sesosok wanita bercadar yang tak ku kenal rupa dan namanya datang menghampiriku.Membawa kami bertiga kesebuah rumah yang menurutku sudah lebih dari cukup,dari pada harus hidup dikolong jembatan.Wanita bercadar itu mengajariku banyak hal tentang kehidupan,sejak saat itu,untuk pertama kalinya aku melaksanakan sholat,sholat berjamaah dengan bidadari bumi itu.
Tapi aku benar-benar heran,setelah kejadian hari itu wanita bercadar tersebut tak pernah memperlihatkan dirinya lagi. Padahal aku ingin berterima kasih sudah membiayai kehidupan kami termasuk sekolahku dan Johan.
********
Sampai suatu hari...
”Assalamu alaikum...mba...mba,ter,ternyata!!!” Tiba-tiba Johan datang dengan dengusan nafas yang tak teratur selepas pulang sekolah siang itu.
”Wassalamu alaikum...ternyata kenapa sih ??” Tanyaku cemas.
Kemudian dari arah pintu,pemuda...ah yang tak pantas kusebut sahabat,karena memang aku tak pantas menjadi sahabat baginya.Lalu menceritakan semua yang terjadi.
”Ja...jadi wanita bercadar itu Mawar ?!Ya Allah betapa buruknya tabiatku”.
”Sudahlah Tia...semua sudah terjadi. Ini dia lakukan karena rasa sayangnya padamu”. Jawaban Alif waktu itu membuatku semakin tak bisa menahan duka.
Mama yang saat itu mendengar pembicaraan kami, datang dan mencoba menenangkan ku.
”Lif..gimana Mawar sekarang?? Aku ingin bertemu Lif,aku ingin memeluknya”.
”Hmm...kuatkan hatimu,Mawar sudah menghadap sang pemilik dunia ini”.
”Maksudmu ??”.
”Yah..Mawar sudah pergi Ti...untuk selama-lamanya,Mawar mengidap diabetes” sahut Alif parau.
********
Aku benar-benar tak menyangka ,sahabat yang selali ku usik ketenangannya ternyata memendam seribu luka,luka yang tak pernah ia tampakkan,penyakit diabetes melitus yang sangat ditakuti kehadirannya oleh setiap umat,sekarang,sekarang telah merenggut nyawa saudara yang tak pernah membalas keusilanku.
Suara isakku menjadi-jadi.Tapi...aku tak tinggal diam.Segera ku berlari ke kamar,ku ganti kerudungku dengan jilbab panjang berwarna jingga pemberian wanita bercadar yaitu kau MAWAR. Alhamdulillah...hidayah Allah telah merubahku menjadi sosok wanita muslimah yang anggun,Alif pun kaget di buatnya.
********
Sesampainya di rumah duka, aku hanya bisa melihat jasadmu terbujur tak berdaya di ujung sana kawan.Harum kesturi dan wajah ceria terlihat jelas di hadapanku.Kau bukan MAWAR BERDURI seperti yang kujuluki selama ini.
Akan tetapi..
Kau MAWAR TAK BERDURI.Yah sekuntum bunga yang harum semerbak tanpa melukai siapapun yang mendekatinya.Durimu bagaikan setetes embun yang sejuk. Terima kasih Mawar, berkat kau aku seperti ini. Semoga kita dapat bertemu lagi!!!!!
Selamat jalan wahai kekasih Allah.....
Dua bulan kemudian...
Aku bersyukur papa ternyata tak bersalah, beliau dijebak oleh rekan kerjanya.Keadaan keluargaku sedikit demi sedikit semakin membaik.Kami mulai merintis usaha itu dari nol.
Tak itu pula,tiada hari tanpa lantunan ayat suci menghiasi rumah ini.Tapi.... nikmat ini belum tergantikan dengan perbuatanku waktu itu padamu Mawar.Hanya Allah yang tahu sesalku saat ini wahai sobat!!!
********
Tidak ada komentar:
Posting Komentar