DI BAWAH LANGIT ILLAHI
Langit...
Bumi....
Kembali menangis untuk kesekian kalinya.
Merintih pilu,merana sendu
Menjelma kelam,mengaduk ombak
Menoreh tinta nan merah jelita.
Membasahi puing-puing keemasan.
Mengairi ladang-ladang kehidupan
yang hijau berwarna kering kecoklatan.
Merangkul para anak-anak Adam untuk melihat dunia.
Menatap reformasi waktu.
Menepis ladang usia yang gundul ditelan semesta.
Waktu.....
Semakin galau,semakin sempit,semakin menjadi-jadi.
Tak puas menelan makhluk-makhluk kecil korban kebodohan zaman.
Tertawa riang sembari menerpa rias wajah-wajah tak berdosa.
Sekali lagi…
Korban ketidakadilan pemikiran!
Waktu....
Dialah sang penguasa manusia,
Sang raja bagi budak-budak mode,ideologis,dan pencetus hukum.
Sekali lagi..
Atas nama keadilan!
Usia....
Penari profesional di kancah literatur bumi
Perangai yang menjelma putih
ditelan lepuhan-lepuhan mutiara kata manis.
Habis ditelan waktu yang lapuk.
Lalu berevolusi menambah ramainya
tanah-tanah kosong diseberang sana.
Usia....
Dialah pembunuh yang handal
Perampas ulung,dan penipu yang lihai.
Menambah semaraknya perebutan hak asasi manusia.
Sekali lagi…
Atas nama demokrasi!
Inilah hidup....
Kadang kau tak menyadari
manisnya buaian waktu menari-nari dipucuk ubun-ubunmu.
Merebut singgasana usia
yang sangat kau damba-dambakan keawetannya.
Merampas kehidupanmu,dan perjalanan hidupmu.
Mau kau apakan waktumu
Mau kau bagaimanakan kehidupanmu.
Kau kemanakan separuh usiamu.
Kaulah pelakunya.
Kau pulalah saksinya.
Kau pulalah yang menjawabnya.
Disini…
Dibawah langit dunia…
Dibawah langit illahi..
Kaulah jaksa atas kesalahanmu sendiri
Hakim agung atas dirimu sendiri
Penanggung jawab atas hidupmu sendiri
Tentu saja untuk menggapai ridho illahi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar