DI BAWAH LANGIT ILAHI


Mencoba merenungi makna hidup yang tengah dijalani, mencari jati diri yang masih bimbang ditelan peristiwa.

Menanti kapan semua akan berakhir, ahh belum kawan, perjuangan itu belum usai.
Masih menunggu air surga kembali menjamah kerongkonganku, hingga tak ada lagi lantunan syair selain menyebut asmamu.
Disini, di bawah langit sang pencipta,
aku,
dengan segala keterbatasan dan kelebihanku,
mencoba merubah apa yang menurutku tak pantas.
Semboyan itu : Amar Ma'ruf Nahi Munkar wa Fastabiqul Khairat akan terus menggema.
Tak lain dan tak bukan adalah untuk tuhanku,
berharap ridho atas semua perjuangan ini.
Disini, dibawah langit ilahi, aku sudah berjanji pada doa-doa itu,
akan kupersembahkan diriku bagi kebahagiaan dunia dan senyuman akhirat.
^_^

Jumat, 25 Februari 2011


PENANTIAN TAK BERUJUNG


Pagi bersinarkan siang,sore bermalamkan gelap
Embun bersaljukan putih,dan duka masih bersukakan riang
Ini roda kehidupan ..
Apakah kita pernah bersyukur,
akan semua nikmat yang telah diberi..?

Udara,air,dan matahari…
bagai sembako yang tak akan pernah lepas dari setiap tarikan nafas
Tak akan bisa terganti oleh alam manapun
Begitu memilukan apabila dicemooh olehnya
Begitu menggembirakan apabila diperhatikan olehnya
Apakah kita pernah merenungkan semua itu..?

Jawabannya ada pada diri…
Diujung sana…
Mereka menanti uluran tangan itu
Bak orang gila yang merasa normal
Walau yang menderma sama sekali tak seperti manusia normal

Alam telah menjadi kelabu
Puing-puing kembali berserakan
Tercemar oleh kesibukan dunia yang melenakan
Ternodai oleh seonggok makhluk angkuh dan sombong

Telah yakin …
Bumi akan melemparmu diujung kehinaan yang teramat menyedihkan
Akibat ulah tanganmu sendiri
Tunggu saja…

Semua telah berubah wahai kawan…
Berubah oleh perbuatanmu sendiri
Ulah orang-orang yang tak pernah mau berpikir
Tak pernah mau melihat,mendengar
tak pernah mau mencegah yang mungkar

Hanya memikirkan kehidupan dunia yang meracuni
berbuat untuk kesenangan belaka
mempertebal saku semata
menghamburkan pemberian yang ada

Selalu merasa kurang…
Tidak pernah puas!
Menggadai akhirat,melupakan tujuan hidup
Menjual harga diri,aset berharga,dan mengorbankan iman

Warga menuntut…
Rakyat mencemooh…
Bangsa kewalahan,dan akhirnya alampun menangis
Sekali lagi,inilah hidup,Sungguh tragis!

Terpikirkah…
Apa yang telah diri ini beri untuk hidup?
Apa yang telah diri perbuat untuk dunia?
apa yang telah raga usahakan untuk kemakmuran negeri?

Baiklah…
Tunggulah azab itu jika  memang ingin merasakannya
Sombong serta angkuhlah berjalan di atas muka bumi
suatu saat diri akan menangisinya


Wahai kawan…
Kemakmuran,kesejahteraan,dan keadilan ada dipundak itu
Bukan menanti perbaikan dunia semata lalu melupakan akhirat
Berbuatlah untuk kehidupan yang sesungguhnya
Kehidupan yang kekal,abadi,dan gemerlap.

Dunia hanyalah horizon yang tak berujung
Sedang akhirat adalah penantian yang berujung pada keabadian

         


Tidak ada komentar: