”JANJI JADI ANAK BAIK DEH!!!”
Hikz,hikz,hikz,suara tangisan Intan dan Andi tak membuat Ulfa jera.Gadis tomboy yang satu ini benar-benar keras kepala.Setiap hari selalu saja buat ulah.Baik itu teman bahkan gurunya pun tak lepas dari keusilannya.Setelah dipanggil Kepala Sekolah,bukannya minta maaf. Eh, besoknya buat ulah lagi.Ulfa,, Ulfa !!!
”Ulfa, sudah berapa kali kami dipanggil kepala sekolahmu?? Lima kali nak.Apa kau tak merasa kasihan kepada kami??” pertanyaan Ayahnya setelah pemanggilan itu tak membuat Ulfa luluh.
”Ulfa, kalau orang tua sedang bicara,,dengarkanlah !!!” tambah ibunya sedikit kesal.
”Apa kami pernah mengajarimu seperti itu??Sudah berapa kali abi katakan, bersikap feminimlah sedikit Ulfa!!”
”Iya, Fa.. Kamu sudah kelas 3.Seharusnya bisa lebih tahu mana yang baik dan buruk. Mulai sekarang umi tak akan memberikanmu uang jajan lagi. nasehat bertubi-tubi dari ayah dan ibunya hanya dianggap angin lalu oleh Ulfa.
********
Bocah SD yang satu ini belum juga menyesali perbuatannya. Meskipun tak diberi uang jajan. Dia malah memintanya secara paksa pada teman-temannya.
”Eh.. mana uang kalian??Kalau mau lewat sini bayar dulu dong.” begitu kata-kata yang dilontarkannya.Bukan itu saja,Dodi teman sebangkunya dan Putri ikut-ikutan menjadi nakal sepertinya.Mereka bertiga pun selalu bersama.
”Fa.. aku kemarin melihat buah mangga di kebun Pak Dahlan ,sudah besar-besar pula.Gimana kalau kita ambil saja?” tawar Dedi ketika pulang sekolah.
”Ah, itu dosa, Di. Nanti kalau ketahuan. Bagaimana?” tukas Putri.
”Tenang saja tak bakal ketahuan kok, lagipula aku ingin memberikan Bapak pelit itu pelajaran.” saran Ulfa bangga.
”Oh itu yah... Uh kemarin aku kesal sekali.Masa Cuma minta satu saja gak boleh.” tambah Dodi lagi.
Merekapun melancarkan aksinya.Setelah ganti baju,sorenya mereka berkumpul.Kebetulan kebunnya sedang sepi.
Karena pohonnya terlalu tinggi.Merekapun hanya menjoloknya dengan bambu panjang yang diambil dekat surau tua itu.
Tek.. tek.... tek....
Suara buah jatuh membuat mereka semakin senang.
”Sudah berapa Di?” tanya Putri yang masih memegang bambu itu.
”Baru 2 nih.”
”Kalau begitu kita ambil 1 lagi...” tambah Ulfa semangat.
Saat asyik-asyiknya menjolok buah mangga itu. Tiba-tiba....
Ngung... ngung... ngung...
Suara Lebah dari atas pohon itu membuat suasana berubah. Tak sengaja Putri merubuhkan sarang lebah itu.Tanpa pikir panjang mereka pun berlari dengan sekuat tenaga.
Tapi kasihan... ukan buah mangga yang mereka dapat, tetapi benjol-benjol merah diseluruh tubuh.Sesampainya di rumah,Dodi dan Putri dimarahi abis-abisan oleh kedua orangtuanya.Sedangkan Ulfa harus sabar mendengar nasehat ayah dan ibunya lagi.
********
”Ulfa!! Kamu kenapa sayang?” pertanyaan ibunya membuat Ulfa sedikit takut.
Hiks... hiks... hiks...
Suara tangis menyertai ceritanya. Ayah dan ibunya tak bisa menahan tawa.
”Nah, sudah abi katakan, anak nakal pasti akan kena batunya.”
”Ulfa,,, Ulfa kamu tak boleh bilang Pak Dahlan itu pelit.Apa kau tak ingat sewaktu beliau membawakanmu buah mangga saat kau sakit?” tambah ibunya lembut.
”Maafkan Ulfa abi.. Maafkan Fa umi. Fa janji bakal jadi anak baik deh..”
”Kami sudah memaafkanmu. Mulai sekarang jangan kau ulangi lagi perbuatanmu.Minta maaflah sama Pak Dahlan juga teman-temanmu yang lain.” Anggukan Ulfa membuat ayah dan Ibu senang.
Sejak saat itu Ulfa, Doni, dan Putri tak pernah usil lagi. Setelah mereka minta maaf kepada guru dan teman-temannya.Satu persatu teman-temannya yang dulu menjauhi mereka, sekarang sudah mau bermain bersama mereka lagi. Ulfa yang dulunya tomboy, sekarang menjadi lebih feminim.Sedangkan Pak Dahlan hanya bisa tersenyum ketika mendengar cerita mereka saat meminta maaf atas kejadian waktu itu. Yah, mereka bertiga hanya bisa tersipu malu.
********
Tidak ada komentar:
Posting Komentar