DI BAWAH LANGIT ILAHI


Mencoba merenungi makna hidup yang tengah dijalani, mencari jati diri yang masih bimbang ditelan peristiwa.

Menanti kapan semua akan berakhir, ahh belum kawan, perjuangan itu belum usai.
Masih menunggu air surga kembali menjamah kerongkonganku, hingga tak ada lagi lantunan syair selain menyebut asmamu.
Disini, di bawah langit sang pencipta,
aku,
dengan segala keterbatasan dan kelebihanku,
mencoba merubah apa yang menurutku tak pantas.
Semboyan itu : Amar Ma'ruf Nahi Munkar wa Fastabiqul Khairat akan terus menggema.
Tak lain dan tak bukan adalah untuk tuhanku,
berharap ridho atas semua perjuangan ini.
Disini, dibawah langit ilahi, aku sudah berjanji pada doa-doa itu,
akan kupersembahkan diriku bagi kebahagiaan dunia dan senyuman akhirat.
^_^

Jumat, 25 Februari 2011


"Menuju Peradaban Rabbani dengan Ekonomi Islam"
                                               

            Ekonomi selain sebagai penunjang kesejahteraan,ia juga merupakan penentu keutuhan sebuah negara, penentu keadilan setiap lapisan masyarakat.Sehingga ilmu ekonomi yang harus digunakan untuk mecapai kestabilan itu haruslah  benar, tepat, dan tentu saja tidak merugikan pihak-pihak yang lain.Sistem ekonomi yang baik akan berfungi secara optimal untuk menjaga kestabilan negara,mengatur keuangan negara dengan amanah, jujur, dan bertanggung jawab.Selain itu sistem ekonomi yang baik dapat mengendalikan roda perekonomian dengan adil.
Selama ini sistem ekonomi yang digunakan di beberapa negara, khusunya Indonesia adalah sistem ekonomi dimana sumbernya hanya berlandaskan pada pikiran, pengalaman, dan sebagian pada filsafat dari manusia itu sendiri. Sehingga apa yang terjadi sekarang tak bisa dipungkiri kehadirannya. Yang kaya semakin kaya, yang miskin semakin melarat, tentu saja krisis pun berlanjut pada kenaikan harga-harga yang sekali lagi semakin membuat masyarakat awam terpuruk, dan kemiskinan pun tak bisa dielakkan lagi keberadannya hingga saat ini.
Hal ini berimbas pula pada kebijakan pemerintah yang semakin tak terkontrol, kesejahteraan seolah-olah hanya ditentukan oleh faktor jasadiah belaka. Penyimpangan disana sini sudah semakin semrawut, tak mengenal mana perintah,dan mana larangan lagi. Semua menjadi sangat instan, tak memikirkan apa yang akan terjadi kedepan. KKN, penipuan, perampokan, pemerkosaan, suap menyuap, bunga, kredit, utang, dan masih banyak lagi kriminalitas yang sudah melanda negeri ini dari yang paling ringan hingga yang paling berat. Itu sudah terjadi jauh sebelum ini,namun sampai sekarang perubahan itu masih belum terasa, hanya lini-lini tertentu saja. Bukan kesejahteraan jasadiah semata yang ingin dicapai, yang terpenting adalah bagaimana mensejahterakan masyarakat dari jasmani, ruhani, dan akal. Ini tak lain dan tak bukan adalah kesalahan sistem yang dari awal bangsa kita gunakan. Namun yang mengeherankan, hal ini sudah lama terjadi, kenapa masih menggunakan sistem yang sama, dan sekali lagi dengan kasus yang sama pula.
Tak heran dan tak bisa diragukan lagi, semua permasalahan ini berawal dari jauhnya kita pada sang pencipta. Bukan aturan Allah lagi yang kita gunakan sekarang, tapi aturan manusia, aturan UUD, aturan yang tertuang pada Pancasila, dan yang sangat memilukan adalah aturan orang-orang kafir yang notabenenya sudah dijelaskan dalam alqur’an adalah musuh yang nyata bagi kaum muslimin, dan harus dilawan bahkan diperangi, bukan menjadi budak mereka dengan pemikiran-pemikiran sesat mereka yang menipu.
 Solusi sistem ekonomi yang baik, apabila dikaji secara mendalam, adalah sistem ekonomi rabbani, yang lebih dikenal sekarang adalah sistem ekonomi syariah yang berlandaskan islam sebagai agama rahmatan lilalamin. Mendengar kata ini, tak bisa dipungkiri banyak yang mencekam dan mencapnya itu tak mungkin, dan tak akan mendatangkan banyak perubahan bagi kehidupan manusia seutuhnya. Sama saja dengan sistem ekonomi konvesional, ini perkataan orang-orang bodoh yang tak mengerti. Sekali lagi pernyataan itu sangat salah besar, sistem apapun yang berlandaskan firman allah adalah benar, dan tidak akan pernah diragukan lagi keberadaannya.
Sudah banyak buktinya bahwa islam dengan aturan-aturan yang bersumber pada alquran dan as sunnah itu telah membawa keadilan yang signifikan bagi para penjujungnya. Mulai dari masalah politik, sosial-budaya, pendidikan, militer, pertahanan dan keamanan negara, hingga yang paling pokok adalah masalah ekonomi, semuanya sudah sangat jelas dan terperinci dibahas dalam islam. Islam dengan tiga pokok penting yang ada didalamnya(aqidah,syariah,dan akhlaq) merupakan satu kesatuan yang tak dapat dipisahkan. Apabila ini diterapkan dalam semua aspek kehidupan,dengan semangat menggebu-nggebu semua orang akan berteriak, ya islam adalah agama yang membawa kedilan dimuka bumi ini.
Berbicara masalah politik, sosial-budaya, pendidikan, pemuda, pertahanan dan keamanan negara, islam sudah mengaturnya sedemikian rupa dalam alquran, dan tentu saja sudah dijelaskan oleh sabda Rasul kita Muhammad SAW, baginda Rasul yang patut dijadikan suri tauladan yang baik sepanjang zaman. Sedang berbicara masalah ekonomi, kenapa ekonomi dikhususkan, sebab ekonomi merupakan tiang yang utama dalam membangun sebuah negara. Semua kriminalitas yang terjadi di muka bumi ini berawal dari uang,dan kita ketahui sendiri uang adalah alat yang paling menentukan dalam proses pergerakan roda perekonomian.
Sebagai contoh,dalam dunia perbankan, bunga yang sudah jelas riba, yang sangat merugikan masyarakat, merupakan pertanda awal salahnya sistem ekonomi konvesional yang kita gunakan selama ini. Lepas dari itu, sistem ekonomi islam telah mengatur hak-hak kepemilikan yang benar, jual beli, berdagang, dan tentu saja penggunaan harta yang benar dan sesuai tuntunan illahi. Mengkaji lebih dalam lagi, ekonomi islam itu sendiri bertujuan mensejahterakan ekonomi dalam kerangka ekonomi islam(Alqur’an 2:60,2:168,5:87-88.62:10), mempererat persaudaraan dan keadilan universal(Alquran 49:13,7:158), mendistribusikan pendapatan dan kekayaan yang adil(Alquran 6:165,16:71,43:32), dan mengatur kebebasan individu dalam konteks kemaslahatan(Alquran 13:36.31:22). Dimana ekonomi islam itu sendiri bersumber pada alqur’an, as sunnah, ijma, dan qiyas(primer), dan sekundernya mencakup istihsan, istishlah, dan ‘urf.
Pondasi ekonomi islam sebagai satu-satunya sistem ekonomi yang dapat merubah peradaban dunia yang rabbani adalah berlandaskan bahwa Allah adalah pemilik mutlak, bukan manusia. Selain itu dijelaskan bahwa tujuan utama manusia adalah beribadah kepada allah dan harus mempertanggungjawabkan apa yang dilakukannya selama ini di dunia. Lalu Muhammad SAW adalah sebagai suri tauladan dengan hadits dan panduannya. Tak itu pula pengelolaan SDA secara optimal dan bijaksana. Dari penjelasan itu bahwa ekonomi islam bertujuan secara umum agar manusia bahagia di dunia dan akhirat.
Perbandingan ekonomi islam dan konvesional sangat banyak sekali, dari sumber sistemnya saja sudah jelas, apalagi pembagian-pembagian lainnya yang sudah secara apik dikemas oleh para sekutu-sekutu iblis yang menjerumuskan itu.Dengan sistem ekonomi islam ini, kesejahteraan jasmani, ruhani, dan akal terpenuhi jika kita sebagai generasi penerusnya mau ber amar ma’ruf nahi munkar. Bukan itu saja kebahagiaan dunia akhirat akan tercapai, dan tak akan ada lagi penipuan, kemaksiatan, kemelaratan, dan kemiskinan iman. Generasi islam sekaranglah yang memegang andil besar demi tercapainya agama allah di muka bumi ini. Dengan sistem-sistem yang bersumber pada perkataan Allah SWT sendiri yang tidak lagi diragukan kebenarannya. Dengan demikian, tujuan kita menuju peradaban rabbani yang hakiki akan tercapai.





Tidak ada komentar: