DI BAWAH LANGIT ILAHI


Mencoba merenungi makna hidup yang tengah dijalani, mencari jati diri yang masih bimbang ditelan peristiwa.

Menanti kapan semua akan berakhir, ahh belum kawan, perjuangan itu belum usai.
Masih menunggu air surga kembali menjamah kerongkonganku, hingga tak ada lagi lantunan syair selain menyebut asmamu.
Disini, di bawah langit sang pencipta,
aku,
dengan segala keterbatasan dan kelebihanku,
mencoba merubah apa yang menurutku tak pantas.
Semboyan itu : Amar Ma'ruf Nahi Munkar wa Fastabiqul Khairat akan terus menggema.
Tak lain dan tak bukan adalah untuk tuhanku,
berharap ridho atas semua perjuangan ini.
Disini, dibawah langit ilahi, aku sudah berjanji pada doa-doa itu,
akan kupersembahkan diriku bagi kebahagiaan dunia dan senyuman akhirat.
^_^

Jumat, 25 Februari 2011


TENTANG RASA INI


Memoar diujung senja menguning.
Merongrong nestapa perasaan yang kembali berbisik lirih.
Merpati putihpun ikut memerah.
Searah dentuman musik pepohonan.

Perkusi-perkusi malam berdendang.
Mengais sebagian pualam rindu dalam asa.
Kasidah-kasidah cinta sepasang rembulan
Melirik mesra sang melodi yang tengah muram.

Gunda itu kembali menyerbu.
Gulana itu kembali menyerang.
Sakit itu kembali mengikis.
Impian itu hanyalah kenangan.


Oh…
Dibalik cadar bibirmu tersimpan berjuta magnet.
Terhempas beribu angan.
Ah…
Entah mengapa puing-puing kata manismu
Menggoda kelabu hati ini.
Ku tak tahu gerangan apa yang telah mencuri kelima indera ini
Untuk tak berhenti memikirkanmu.


Oh Tuhan….
Salahkah sepasang hati ini untuk mencari pasangannya
Dosakah rindu ini untuk mengungkap rasa itu
Nakalnya empedu-empedu ini
Untuk menoba memaniskan kata-kata pualam cinta itu

Rindu yang terpendam
Menggebu,menggejolak
Impian untuk bermuara didalam kalbunya
Asa yang berharap menemukan kepingan jiwanya

Ah…
Dia tak akan pernah tahu,karena dia tak ingin untuk tahu
Biarlah batu pualam rindu ini mengeras di tepian goa mutiara

Karena kuyakin…
Masih ada sepenggal hati lain
Yang tengah menunggu warna merah jambu ini berlabuh
Tak perlu  menjawab,tak ada guna menunggu..

Aku berharap..
Lantunan syair ini menggugah remang-remang pikiranmu
Tapi….
Ah sekali lagi tak perlu menjawab
Biarlah lirik merdu tentang rasa ini berkumandang hampa

Izinkan jiwa ini melepasmu dari bayangan kelam memori itu
Tak perlu lagi ada sapa,tak usah lagi ada tegur
Sapa itu menyakitkanku,tegur itu meluluhkanku.


Tidak ada komentar: