LANGIT DRAMAGA
Kicau burung menyambut langkah kaki itu
Sepoi angin mengiringi lambaian tangan ini
Putih abu menunggu kelanjutan perjuangannya
Menanti semangat masa muda yang tengah bimbang
Kecupan hangat menghiasi kening kering ini
Belaian hangat menggoyangkan sukma laraku
Tertunduk lesu,tak mampu menatap
Tak ingin berpisah,ingin terus bersama
Tak boleh begitu,putih abu telah pergi
Menanti kembali pengorbanan akan hausnya ilmu
Langit diujung sana tengah menunggu
Menanti kedatangan bocah baru
Bocah yang haus akan lembaran-lembaran keilmuan itu lagi
Mencoba tegak,tak boleh mengeluh
Hilangkan rasa duka,tak ada guna air mata
Langit diujung sana tengah menunggu
Kembali menanti bocah yang merana akan ilmu sendu itu lagi
Berhasil…
Isakan itu berhasil tak terdengar,rintihan itu berhasil tak dikelabui
Tak boleh dihadapan mereka,isak itu hanya untuk kelana jiwa saja
Tak usah dipublikasi,tak usah diperdengarkan
Semangat telah bangkit,diri telah siap menerima ilmu itu lagi
Bocah yang tengah haus akan kalimat-kalimat kritis masa depan
Langit diujung sana harap cemas
Antara kedatangan atau kealpaan sejenak
Semangat telah terpacu tinggi,sudah siap menerima ilmu itu lagi
Bocah yang miskin akan paradigma-paradigma yang membingungkan
Mencoba menginjakkan kaki dilangit itu
Berusaha menarik perhatian si langit berawan itu sekarang
Mutiara kata telah habis,tak ada yang bisa dilukiskan lagi
Putih abu telah pergi,masa depan tengah menanti
Nyanyian semesta tengah bersiul,sepoi angin tengah berdendang
Iringan suka itu bertalu-talu,lambaian hangat itu telah sirna
Dilangit dramaga kucurahkan masa depan itu sekarang
Dilangit dramaga kuraih semangat itu lagi
Dilangit dramaga kudendagkan lagu kebangsaan itu kelak
Bebas merdeka….
lagu kebangsaan bagi anak muda yang dilanda kehausan ilmu
Dilangit dramaga kulantunkan syair indah itu lagi…
Tunggu aku..
Aku akan membuktikannya.
*BOGOR*
Tidak ada komentar:
Posting Komentar