DI BAWAH LANGIT ILAHI


Mencoba merenungi makna hidup yang tengah dijalani, mencari jati diri yang masih bimbang ditelan peristiwa.

Menanti kapan semua akan berakhir, ahh belum kawan, perjuangan itu belum usai.
Masih menunggu air surga kembali menjamah kerongkonganku, hingga tak ada lagi lantunan syair selain menyebut asmamu.
Disini, di bawah langit sang pencipta,
aku,
dengan segala keterbatasan dan kelebihanku,
mencoba merubah apa yang menurutku tak pantas.
Semboyan itu : Amar Ma'ruf Nahi Munkar wa Fastabiqul Khairat akan terus menggema.
Tak lain dan tak bukan adalah untuk tuhanku,
berharap ridho atas semua perjuangan ini.
Disini, dibawah langit ilahi, aku sudah berjanji pada doa-doa itu,
akan kupersembahkan diriku bagi kebahagiaan dunia dan senyuman akhirat.
^_^

Jumat, 25 Februari 2011



KURAIH SURGAMU


Menghitung hari,menghitung kanci baju
Menghitung helai demi helai dedaunan yang jatuh
Hitung-hitungan ini bagai sebuah pilihan
Antara tidak dan iya,antara mau dan tak mau
Membingungkan…

Jika ditanya tentang nikmat yang telah diberikan
Tentu jawabannya akan berbeda,dengan bangga aku akan menjawab
Tidak…
Aku tak akan mampu menghitung itu semua
Semua terlalu berharga untuk dihitung
Tak ada yang bisa melukiskan nikmat itu

Jika ditanya akan keberadaanku dimuka bumi ini
Aku akan tersenyum puas,dan dengan bangga pula ku akan menjawab
Ya…
Aku bangga dilahirkan dari rahim wanita itu
Aku bangga dinafkahi oleh sosok lelaki itu

Jika ditanya siapa guru favoritmu,siapa tokoh idolamu
Siapa orang yang paling kamu sayangi
Setiap orang pasti punya pemikiran berbeda
Dan akupun begitu,sekali lagi dengan bangga
Akan kujawab,mereka adalah orang tuaku,Ibu dan ayahku

Orang tua disekolah adalah guruku
Orang tua bagi imanku pasti tuhanku
Orang tua bagi hidupku adalah pengalamanku
Sedang orang tua yang sebenarnya bagiku
Adalah ayah dan ibuku

Untuk sekolah…
Aku sudah berusaha mengharumkan namanya
Untuk lingkungan…
Aku telah berusaha mengangkat namanya
Tapi itu semua belum seberapa
Karena itu semua ku lakukan untuk orang tuaku
Ayah dan ibuku

Walau kadang mereka selalu marah
Walau mereka sering berceloteh
Walau mereka selalu berpikir tak karuan
Mereka tetap orang tuaku,ayah dan ibuku
Ini semua pasti untuk kebaikanku

Walau mereka mungkin tak merasa puas
Walau mereka hanya berkata aku bangga nak
Walau mereka hanya berkata selamat nak
Walau mereka menghadiahkan liontin mahal
Namun hanya satu yang ku inginkan,senyuman…
Hanya itu….

Memang telah kudapatkan semua itu
Tapi…
Aku tetap ingin melihat senyuman itu terus mengembang
Aku tak ingin merasa puas,masih ingin membahagiakan mereka
Karena balas budi ini belum berakhir
Belum membayar semua pengorbanan mereka

Seburuk-buruk apapun mereka,secerewet apapun mereka
Segalak-galak apapun mereka,mereka tetap orang tuaku
Ayah dan ibuku
Terserah orang mau bilang apa


Untuk ayah …
Buat ibu …
Akan kubawakan rembulan untuk kalian
Akan kubawakan bintang untuk menyinari hidupmu
Perjuangan ini belum selesai
Pengorbanan memperjuangkan senyuman buat kalian belum berakhir

Karena aku sudah berjanji
Pada diriku,pada tuhanku,pada doaku
Aku akan membuat kalian bangga memilikiku
Aku ingin meraih surga itu di atas pangkuan kalian
Perkenakanlah,izinkanlah
Wahai ayah dan ibu!






Tidak ada komentar: