DI BAWAH LANGIT ILAHI


Mencoba merenungi makna hidup yang tengah dijalani, mencari jati diri yang masih bimbang ditelan peristiwa.

Menanti kapan semua akan berakhir, ahh belum kawan, perjuangan itu belum usai.
Masih menunggu air surga kembali menjamah kerongkonganku, hingga tak ada lagi lantunan syair selain menyebut asmamu.
Disini, di bawah langit sang pencipta,
aku,
dengan segala keterbatasan dan kelebihanku,
mencoba merubah apa yang menurutku tak pantas.
Semboyan itu : Amar Ma'ruf Nahi Munkar wa Fastabiqul Khairat akan terus menggema.
Tak lain dan tak bukan adalah untuk tuhanku,
berharap ridho atas semua perjuangan ini.
Disini, dibawah langit ilahi, aku sudah berjanji pada doa-doa itu,
akan kupersembahkan diriku bagi kebahagiaan dunia dan senyuman akhirat.
^_^

Kamis, 10 Februari 2011

HARIMAUMU


Merongrong ngilu,meraung buas
Mendeki iri,berdongkol kejam
Mengais daging bersama sampah
Menguliti daging saudara sendiri


Mengaung lama,tertawa puas
Melirik sinis,bertatap keji
Mulut menganga,busa bertaruh
Menguliti daging saudara sendiri

Ada mangsa baru,di hutan belantara sana
Ada umpan baru,di dalam semak belukar yang ranum
Kembali mengaung,merongrong keras
Memakan daging saudara sendiri

Masih beradu,bersama alam
Mengaung sombong,berulah lagi
Ada sepotong daging yang siap dimangsa
Mangsa baru,harus dikejar
Memakan daging saudara sendiri

Mulut itu belum berhenti
Masih bercengkrama penuh dosa
Tak ada dzikir,tak ada istigfhar
Berulah lagi,mengaung lagi

Apa daya hanya menatap
Telah bertindak tak ada reaksi
Mulut itu,harimau itu
Sudah banyak memakan mangsa,mangsa saudara sendiri
Mulut itu,harimau itu
Sudah banyak menelan korban
Daging baru,aib baru
Aib saudara sendiri,daging saudara sendiri

Mulut itu
Itu harimaumu
Lidah tak akan pernah bertulang
Kebanggaan auman itu,kebanggaan celoteh itu
Harimaumu akan menerkamu
Kelak!
Tunggu saja!

Tidak ada komentar: