DI BAWAH LANGIT ILAHI


Mencoba merenungi makna hidup yang tengah dijalani, mencari jati diri yang masih bimbang ditelan peristiwa.

Menanti kapan semua akan berakhir, ahh belum kawan, perjuangan itu belum usai.
Masih menunggu air surga kembali menjamah kerongkonganku, hingga tak ada lagi lantunan syair selain menyebut asmamu.
Disini, di bawah langit sang pencipta,
aku,
dengan segala keterbatasan dan kelebihanku,
mencoba merubah apa yang menurutku tak pantas.
Semboyan itu : Amar Ma'ruf Nahi Munkar wa Fastabiqul Khairat akan terus menggema.
Tak lain dan tak bukan adalah untuk tuhanku,
berharap ridho atas semua perjuangan ini.
Disini, dibawah langit ilahi, aku sudah berjanji pada doa-doa itu,
akan kupersembahkan diriku bagi kebahagiaan dunia dan senyuman akhirat.
^_^

Jumat, 25 Februari 2011

FATAMORGANA


Hidup memang kadang tak adil
Kehidupan memang selalu memihak
Begitu umpatan bagi makhluk yang tak pernah bersyukur
Yang lemah semakin lemah,yang kuat adalah pemimpin
Yang kaya ialah yang berkuasa,si miskin akan semakin merana
Hukum rimbapun berlaku

Sudah terlalu banyak keluhan
Dari yang paling awam hingga yang paling terkenal
Dari persoalan cinta hingga persoalan negara
Semua hanya omong kosong belaka
Tak ada perubahan akan pembicaraan itu
Hanya numpang duduk dikursi panas
Lalu setelah dingin pergi begitu saja

Memang kita hanya bisa berkata saja
Namun yang punya tanggungjawab
Sangat susah merealisasikannya
Cemohanpun terjadi,tak bisa dihindari
Karena semua telah menjadi bubur

Seandainya mereka tahu
Banyak yang harus pensiun dari dunia ini
Banyak yang harus menjadi langganan rumah sakit
Bukan karena jihad dimedan perang
Bukan …
Hanya karena amanah yang sulit itu
Tapi mengapa harus seperti itu
Bukan kah sebelum berleha-leha menikmati fasilitas itu,
harus siap mengambil resiko apapun?
Oh…
Aku lupa
Kadang untuk menarik perhatian
Harus diumpan dengan kata-kata yang manis
Dan itu sangatlah sukses sekarang
Tak perlu memikirkan nantinya,yang penting saku tebal tiap hari

Horizon langit memang susah untuk diraih
Hanya halusinasi belaka,tak perlu jua untuk disesali
Toh yang merasa berkepentingan juga baik-baik saja
Hanya saja harus kelihatan kritis,agar yang melihat merasa kagum

Tunggu dulu…
Tak semuanya seperti itu
Ada yang memang sungguh-sungguh
Serius melebihi kepentingan dirinya
Nah..
Yang ini aku yakin,ini jelas tak perlu ditanya
Karena semuanya lillahi ta’ala
Walau waspada memang harus tetap ada

Jangan lihat sisi luar
tak semua yang nampak selalu menggambarkan kebenaran
Kau harus selektif kawan
Sekarang apapun bisa,semua serba menipu
Bukan fatamorgana jikalau tak membuat orang berdecak kagum

Sekali lagi…
Tak usahlah merasa sanggup
Kalau memang tak mampu untuk itu
Berkata tak semudah membalikkan telapak tangan
Lidah memang tak punya tulang
Sangatlah mudah dijungkir balik

Heran…
Kenapa semua harus serba bisa
Kenapa harus berkata ia
Hanya karena kendaraan mewah,hanya karena wanita
Hanya karena rumah megah,hanya karena anak-anak

Memang benar firman itu,memang nyata wahyu itu
Sangatlah pasti sabda itu
Seandainya mereka tahu,betapa pedihnya siksa itu
Pasti mereka akan berkata tidak untuk itu
Pasti mereka akan merasa kerdil
Telah sombong atas kepintaran itu
Telah sombong atas kesanggupan itu

Sungguh jenius para cendekiawan dahulu
Telah mengartikan sebelas huruf itu
FATAMORGANA
Sebagai pemandangan semu,pemandangan semu belaka


Hanya mampu dilihat,tak dapat diraih
Hanya semu pengumpan kebahagiaan
Setelah didekati hilang begitu saja
Ini semua karena begitu hebatnya
penciptaan dari pemilik semesta



Tidak ada komentar: