MALAIKAT DUNIA
Seirama dentuman melodi…
Selaras lantunan perkusi…
Seelok kembang yang dihiasi para kumbang
Duka itu telah menjelma menjadi secuil senyuman syukur
Rasa syukur atas hadirnya malaikat kecil dalam rumah tua itu
Tak kenal lelah…
Tak mengerti bahwa siang telah berganti malam
Tak peduli bahwa senja tengah beradu diperaduan
Tak tahu jikalau pagi telah kembali bersinar
Senyum senantiasa menghiasi wajah ayunya
Peluh keringat hanya segepok air yang menghiasi gerakan tubuhnya
Pengganti wewangian yang sudah lama tak tercium
Ah…
Sungguh sangat mulianya belaian tangan itu
Belaian lembut penuh makna.
Dua tahun berlalu…
Kasih itu masih terus berlabuh
Semakin terasa damai,sejuk,dan menghangatkan
Membuat raga yang merasakan tak kuasa menahan indahnya elusan itu
Si kecil terluka..
Sosok pahlawan itu datang menghampiri
Wajah cemas tersirat
Sendu memikirkan nasibnya
Kecemasan itu terus berulang
Walau hanya tergores ranting pohon.
Remaja menghampiri ….
Kecemasan semakin menjadi-jadi
Tak boleh ini,tak boleh itu
Ah tentu sikecil tak akan tinggal diam
Pemberontakan terjadi
Perlawanan kembali terulang
Padahal itu untuk kebaikannya semata
Memang anak muda tak bisa dimengerti keinginannya.
Mereka memang tak akan pernah tahu apa arti kebebasan bagi remaja
Tak akan pernah mengerti arti senyuman dari pemberontakan itu
Bukan karena mereka terlalu tua untuk tak mengerti itu
Bukan karena mereka orang zaman dulu yang tak mengerti trend
Bukan karena zaman telah berganti menjadi lebih edan
Bukan…
Itu semua mereka lakukan,itu semua mereka kerjakan
Karena ada setitik asa yang ia harapkan bersinar pada wajah mungilmu
Dengan paksa maupun dengan rasa ikhlas
Dengan senyuman maupun dengan bentakan
Dengan rasa marah dan iba
Mau tak mau kau harus menerimanya
Karena hanya itu balas jasa yang bisa kau lakukan
Walau sebenarnya apapun yang kau kerjakan
tak akan pernah menggantikan semua jerih payah itu.
Semua berubah saat dewasa beranjak
Kenakalan itu tak akan kau rasakan lagi
Kecemasan dari sosok pahlawan-pahlawan itu
tak akan tergiang dikedua telingamu lagi
Tragis memang,itulah hidup!
Semua harus berbeda sekarang…
Tak ada canda tawa,tak ada senda gurau,tak ada tutur sapa
Tak ada ocehan,tak ada bentakan.
Hampa…
Tak bersemangat,tak ingin apa-apa...
Hanya ingin pulang,ingin kembali…
Tidak…
Rasa rindu itu tak bisa tertahan lagi
Semakin menggejolak,semakin menggebu-gebu..
Hanya menunggu waktu
Yah waktu untuk bersama lagi
Masih terekam jelas…
Masih teringat sempurna
Memori-memori indah nan syahdu itu
Kenangan penuh duka juga penuh suka
Ya allah…
Kini aku telah mengerti
Makna ocehan itu,makna bentakan itu,hikmah larangan itu
Kesendirian ini membuka mata hatiku
Bahwa peluh keringat dan gerakan bibir-bibir indah mereka
Adalah untuk kebahagiaanku semata
Untuk kebaikanku kelak.
Ya Rabbi..
Hanya satu pintaku sekarang..
Akan kuganti semua jerih payah itu
Jerih payah yang telah mendidik ku dengan ilmu agamamu
Mendidik ku untuk mengenal dunia dan merindukan akhirat
Ibu...
Ayah…
Kalianlah malaikat dunia yang allah kirimkan utuk melengkapi hidupku
Yang allah berikan untuk menemani sepiku dan sukaku
Yang allah kirimkan untuk menuntun langkahku kejalan yang lurus
Aku janji ibu,aku janji ayah…
akan kubawakan rembulan dipangkuanmu
Duhai malaikat duniaku!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar